Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

KETIKA AISYAH TAK DIBERI SEGELAS AIR PUTIH OLEH RASULULLAH

Gambar
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••     *🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰* •••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••• https://www.instagram.com/p/BkoDQaHBOXU/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=wgmkjw8d1w0w Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang suami yang sangat meninggikan kedudukan para istrinya dan amat menghormati mereka. Namun, ketika berselisih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melibatkan emosi. Ketika sedang marah kepada Aisyah, Beliau berkata, _“Tutuplah matamu!”_ Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, _“Mendekatlah!”_ Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, _“Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu.”_ Tidak pernah ada kalimat kasar dan menyakitkan dalam rumah tangga Rasulullah. Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika dia marah, sambil berkata, _“Wahai Aisyah, bacalah

BOLEHKAH PUASA ENAM HARI BULAN SYAWWAL SEBELUM MENGQADHA’ HUTANG RAMADHAN

Gambar
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyunnahkan  umatnya untuk puasa enam hari di bulan Syawwal. Siapa yang menjalankannya, maka keutamaannya sebagaimana puasa satu tahun penuh. Sebagaimana dalam riwayat Abu Ayyub Al Anshari radhiallahu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164) Imam An Nawawi rahimahullah- berkata : _“Di dalamnya terdapat dalil yang sangat gamblang bagi madzhab Asy-Syafi’i, Ahmad, Dawud dan mencocoki mereka dalam dianjurkannya puasa enam hari (di bulan Syawwal) ini.”_ (Syarh Shahih Muslim : 8/56) Yang paling afdhal (paling utama), puasa enam hari ini ditunaikan secara langsung setelah hari raya (mulai tanggal 2 Syawwal). Akan tetapi jika dicerai beraikan a

*HUKUM MEMBACA 3 QUL PADA RAKA'AT KE 3 DI SHALAT WITIR* (Apakah ada dalilnya?)

Gambar
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••     *🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰* •••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••• Ada hadits dalam masalah ini, dari hadits Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata : كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى ، وَفِي الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ، وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ . _Beliau shallallahu alaihi wa sallam, senantiasa membaca (di witir) pd rakaat pertama : Sabbihisma Rabbikal a'laa, pd rakaat kedua : Qul yaa ayyuhal kaafirun, dan pd rakaat ketiga : Qul huwallahu ahad & Al mu'awwidzatain "_ (HR. At Tirmidzi) Al mu'awwidzatain adalah surah Al falaq Dan surah An naas. Hadits di atas ada silang pendapat ulama, ada yang menguatkannya, dan ada yang melemahkannya. Para ulama yg menguatkannya seperti Imam Al Hakim, disepakati oleh Adz Dzahaby, dihasankan oleh Ibnu Hajar dan dishahihkan oleh Al Albany. Adapun yg melemahkannya, seperti Imam Ahmad, Yahya bin Ma'

TATA CARA MENGANGKAT TANGAN SAAT BERDO'A

Gambar
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••     *🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰* •••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••• Banyak sekali tata cara mengangkat tangan dalam berdoa yang ada dalam riwayat riwayat dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat. Para ulama pun berselisih pendapat dalam sebagian tata cara tersebut namun khilaf ini merupakan khilaf tanawwu’(variasi), dibolehkan mengambil mana saja dari variasi yang ada. Namun mengingat banyak sekali praktek mengangkat tangan dalam berdoa yang beredar di masyarakat, hendaknya kita mencukupkan diri pada praktek praktek mengangkat tangan yang dijelaskan oleh para ulama dan tidak mengikuti cara cara yang tidak diketahui asalnya. Jika kita kelompokkan, praktek praktek mengangkat tangan dalam berdoa bisa dibagi menjadi 3 (tiga). Sebagaimana pembagian dari sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhuma : المسألة أن ترفع يديك حذو منكبيك أو نحوهما والاستغفار أن تشير بأصبع واحدة والابتهال أن تمد يديك جميعا _*“Al Mas’alah adalah dengan mengangkat kedua

WAJIBKAH ZAKAT FITRAH UNTUK JANIN

Gambar
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••     *🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰* •••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••• Para ulama’ telah berijma’ (bersepakat), bahwa janin yang masih di perut seorang ibu tidak wajib di zakati. Sebagaimana telah dinukil oleh Imam Ibnul Mundzir rahimahullah- beliau berkata : وَأَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّ لاَ زَكَاةَ عَلىَ الْجَنِيْنِ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ _“Mereka (para ulama’ telah sepakat) sesungguhnya tidak ada zakat untuk janin yang ada di dalam perut seorang ibu.”_ (Al-Ijma’ : 55 – maktabah Al-Furqan – th 1995). Imam An-Nawawi rahimahullah- berkata : لَا تَجِبُ فطرة الجنين لاعلي أَبِيهِ وَلَا فِي مَالِهِ بِلَا خِلَافٍ عِنْدَنَا _“Tidak wajib zakat fitrah bagi janin, tidak wajib atas bapaknya dan tidak wajib pada hartanya (zakat mal) tanpa ada perselisihan di sisi kami.”_ (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 6/139) Walaupun tidak wajib, akan tetapi sebagian ulama’ menganjurkan untuk menzakatinya berdasarkan perbuatan sahabat Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu-. Sebagai