Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

TATA CARA SALAM DALAM SHALAT

Gambar
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tata cara salam ketika shalat, di antaranya : Dari Ali radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda : مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا _“Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkan (dari berbicara) adalah takbir, dan menghalalkan (untuk berbicara) adalah salam.”_ (HR. Abu Daud no. 56, At-Tirmizi no. 3, dan Ibnu Majah no. 271) Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu beliau mengatakan : كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ _“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi salam ke arah kanan dan kiri (dalam shalat) hingga aku melihat putihnya pipi beliau.”_ (HR. Muslim no. 582) Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ا

HARTA SUAMI HAK MILIK SIAPA

Gambar
_Benarkah Gaji Suami setengah untuk istri, setengah untuk orangtua._ Jawab : Tidak sepenuhnya benar. Gaji suami itu bukan separuh istri separuh orang tua. Salah. Sebab *harta suami adalah milik suami 100 %.* Lho? Iya. Memang begitu. Ini jawaban bukan tendensius hanya karena saya juga laki-laki sebagai suami dari istri saya. Siapapun tidak berhak mengambil harta seorang laki laki sebagai suami, kalau memang tidak punya hak. Begitupula harta seorang wanita sebagai istri, tidak boleh diambil oleh siapapun, kalau memang tidak punya hak. Allah Ar-Razzaq berfirman : وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ _“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizqi.”_ (QS. An Nahl: 71) Pada prinsipnya harta yang diberikan Allah kepada hamba hamba-Nya itu adalah milik masing-masing, jika didapatkan dengan cara yang halal. Baru menjadi hak milik orang lain apabila terjadi transaksi mu’amalah tijariyah (jual beli komersil) atau tabarru’iyah (nonkom

JANGAN MELETAKAN BENDA APAPUN DIATAS MUSHAF

Gambar
Para ulama sepakat bahwa setiap muslim wajib menghormati dan memuliakan mushaf al - Quran. Dan ini bagian dari mengagungkan syiar agama Allah. Allah Ta'ala berfirman : ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ _“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati.”_ (QS. al-Hajj: 32) Diantara bentuk memuliakan mushaf itu adalah memposisikan mushaf selalu di atas. Berikut rincian dan sekaligus keterangan para ulama tentang itu, *~ Meletakkan mushaf di atas mushaf* Para ulama membolehkan meletakkan mushaf al - Quran di atas mushaf al - Quran. Al-Haitami mengatakan : يجوز وضع مصحف على مصحف _“Boleh meletakkan mushaf di atas mushaf.”_ (al-Fatawa al-Haditsiyah, hlm. 164). Di tempat yang lain, al Haitami mengatakan : والأولى أن لا يجعل فوق المصحف غير مثله من نحو كتاب أو ثوب وألحق به الحليمي جوامع السنن أيضا _Selayaknya tidak meletakkan apapun di atas mushaf selain

AKIBAT SHALAT DHUHA

Gambar
Banyak Orang Yang belum tahu apa akibat yang akan mereka rasakan bila rajin shalat dhuha. *Pertama* orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa dosanya oleh Allah. *“Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”* (HR. Turmudzi) *Kedua* Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. *“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.”* (HR. Hakim). *Ketiga* Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. *“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang ta

APAKAH MENYENTUH KEMALUAN MEMBATALKAN WUDHU'

Gambar
Menyentuh kemaluan tanpa pembatas membatalkan wudhu' menurut mayoritas ulama. Baik dari shahabat ataupun (generasi) setelahnya, para tabiin, begitu pula para imam, di antaranya Imam  Malik, Syafi’i dan Ahmad. Mereka berdalil tentang hal itu dengan beberapa hadits, di antaranya, sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam : مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ  (رواه أبو داود، رقم 181، وصححه الألباني في صحيح أبي داود) _“Barangsiapa menyentuh kemaluannya, maka hendaklah dia berwudu.”_ (HR. Abu Daud, no. 181 dan dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud) Sebagian lain berpendapat bahwa menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudu, seperti mazhab Abu Hanifah. Sebagian ulama merinci antara menyentuh dengan syahwat dan tanpa syahwat. Apabila menyentuh dengan syahwat, maka membatalkan wudhu', dan tidak membatalkan wudhu' jika menyentuhnya tanpa syahwat. Pendapat ini kuat sekali dan Syekh Ibnu Utsaimin menguatkannya dalam kitab Asy Syarhul Mumti. Beliau juga dengan je

EREKSI KETIKA SHALAT

Gambar
Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan pada lembaga fatwa Syabakah Islamiyah, _Jika penis ereksi ketika shalat atau muncul syahwat, apakah bisa membatalakan shalat? Apa yang harus di lakukan?_ Jawab: Tidak membatalkan shalat hanya karena kemaluan mengalami ereksi atau karena muncul syahwat ketika shalat. Karena munculnya syahwat dan ereksi bukan pembatal shalat. Ini jika tidak sampai keluar madzi. Jika keluar madzi maka wudhunya batal, dan wajib membatalkan shalat. Kemudian mencuci kemaluan dan bagian pakaian atau badan yang terkena madzi, lalu mengulangi shalat. Yang harus anda lakukan adalah membuang was was dan pikiran jorok yang menjadi pemicu hal itu, _dan konsentrasi terhadap shalat yang dikerjakan dengan khusyu serta merenungi makna bacaannya._ Jika muncul syahwat, segera memohon perlindungan dari setan dan meludah ke kiri tiga kali. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis dari Utsman bin Abil Ash Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengadu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sal

TATA CARA TAYAMMUM NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM

Gambar
Mungkin tidak jarang dari kita melihat sebagian dari saudara saudara kita kalangan kaum muslimin yang masih asing dengan istilah tayammum atau pada sebagian lainnya hal ini tidak asing lagi, Akan tetapi belum mengetahui bagaimana tayammum yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan serta yang diinginkan oleh syari’at kita. Tata cara tayammum Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dijelaskan hadits ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu, _Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan

SUNNAH ITU = UNTUNG BESAR

Gambar
Sahabat sahabatku yang di Rahmati Allah. Kalau kita ditanya apa arti SUNNAH pasti jawabannya _*"Kalau di kerjakan dapat pahala dan kalau tidak di kerjakan tidak apaapa"*_ ~ Padahal kalau kita *SHALAT "SUNNAH" RAWATIB 12 RAKAAT,* Allah menjanjikan rumah di Surga (haditsnya shahih) *_Yakin nih enggak apa apa di tinggal..?_* ~ Kalau kita *SHALAT "SUNNAH" FAJAR,* pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya (haditsnya shahih). *_Yakin nih enggak apa apa ditinggal..?_* ~ Kalau kita *SHALAT "SUNNAH" SYURUQ* pahalanya seperti haji dan umroh sempurna 3X (haditsnya shahih). *_Yakin nih enggak apa apa ditinggal..?_* ~ Kalau kita *SHALAT "SUNNAH" TAHAJUD,* Allah angkat karirnya, dibimbing segala urusannya, diberikan solusi semua masalahnya dan jika diganggu maka Allah akan bantu. (Dalilnya Al Quran) *_Yakin nih enggak apa apa ditinggal..?_* ~ Kalau kita *SHALAT "SUNNAH" DHUHA,* itu salah satu wasiat Rasulullah, pengganti sede

KEMULIAAN TERSELUBUNG

Gambar
Resep manjur menghadapi orang bodoh apalagi orang bodoh tidak tahu diri. Di dunia nyata ketika berhadapan dengan orang gila lalu dia memaki anda, dan kemudian anda membalas maka itu pertanda anda mulai ketularan penyakitnya. Ketika berhadapan dengan orang bodoh, lalu ia memaki anda atau menghakimi anda dan anda membalas atau meladeninya maka itu bukti nyata anda duplikat dia. Hal serupa juga berlaku di dunia maya dan medsos. Bila ada orang kurang waras nalarnya memaki anda di medsos lalu anda membalas maka itu cermin penyakitnya mulai menular kepada anda. Demikian pula hanya dengan kebodohan yang ternyata sering kali bisa menular kepada orang lain. Suata hari ada seorang lelaki yang memaki sahabat Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu. Sahabat Abu Bakar memilih untuk diam tidak menanggapi makian lelaki tersebut. Tidak direspon, lelaki itu kembali mengulangi makiannya, namun lagi lagi sahabat Abu Bakar memilih untuk diam. Geram diabaikan, lelaki itu kembali memakinya untuk ketiga kalinya

MENGINGKARI KEBAIKAN SUAMI ,SALAH SATU PENYEBAB WANITA MASUK NERAKA

Gambar
Salah satu bentuk mengingkarinya adalah ungkapan istri _“Abang TIDAK PERNAH sayang sama saya”_ _“Mas TIDAK PERNAH kasi saya hadiah”_ _“Akang TIDAK PERNAH cinta dan romantis sama aku”_ Meskipun ucapan ini terkadang hanya “main main atau bercanda” tetapi tetap saja ini merupakan suatu bentuk pengingkaran. Bahkan bisa jadi ucapan tersebut adalah ungkapan sebenarnya dalam hatinya. Ia tidak pernah bersyukur kebaikan suaminya dan lupa perjuangan berat suaminya di luar rumah menghadapi kerasnya hidup. Terkadang keringat suami bisa jadi bercampur air mata dan suami berprinsip cukup di luar saja _“Ada masalah”_ sedangkan di rumah ia tutupi dengan senyumnya di hadapan istri dan anak anak. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Beliau berkata kepada para sahabatnya : ﺃُﺭِﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ . ﻗِﻴْﻞَ : ﺃَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ؟ , ﻗﺎﻝ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴْﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ _“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat MAYORITAS

HUKUM MEMBASUH ANGGOTA WUDHU LEBIH DARI 3 KALI

Gambar
Anggota wudhu dapat kita kelompokkan menjadi 2: 1. Anggota wudhu yang dicuci: wajah, tangan, dan kaki 2. Anggota wudhu yang diusap: kepala. Untuk anggota wudhu yang diusap, umumnya riwayat yang shahih menyebutkan, mengusap kepala dilakukan sekali. Sementara ada riwayat lain yang menyebutkan 3 kali. Dari Humran mantan budak sahabat Utsman beliau menceritakan : رَأَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ تَوَضَّأَ. فَذَكَرَ نَحْوَهُ وَلَمْ يَذْكُرِ الْمَضْمَضَةَ وَالاِسْتِنْشَاقَ وَقَالَ فِيهِ وَمَسَحَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاَثًا _Saya pernah melihat Utsman bin Affan berwudhu. Dalam penjelasannya, Humran mengatakan, Utsman mengusap kepada 3 kali, kemudian mencuci kedua kakinya 3 kali._ (HR. Abu Daud 107 dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani. Dan sebelumnnya dishahihkan Ibnul Jauzi dalam Kasyful Musykil). Karena itu, sebagian ulama menyimpulkan, dianjurkan mengusap kepala sekali, dan dianjurkan kadang kadang mengusap kepala 3 kali. Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu

DOSA GHIBAH LEBIH BESAR DARI DOSA ZINA DAN RIBA

Gambar
Tahukah anda berapa besar dosa riba ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً _“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali”_ (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih). Subhanallah ternyata *Dosa riba lebih berat dari dosa zina 36 kali lipat.* Padahal dosa zina besar di sisi Allah Ta’ala. Banyak diantara kita yang lari dari riba. Ini adalah kebaikan dan menunjukkan ketaqwaan hati dan keimanan. Namun terkadang masih jatuh kepada dosa yang lebih berat dari riba. _Tahukah anda apa yang lebih berat dari riba..?_ Dari Al Bara bin Azib, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : ((الرِّبَا اثنان وسبعون بابًا، أدناها مثل إتيان الرجل أمَّه، وإن أرْبَى الربا استطالة الرجل في عرض أ

BERLEBIHAN DALAM BERDO'A

Gambar
Ada beberapa bentuk berlebihan dalam doa yang disebutkan oleh para ulama di antaranya sebagai berikut : *1. MERINCI DALAM DO'A* Contoh merincinya: _Ya Allah, berikanlah kepadaku televisi berwarna dengan merk ini atau ini._ Coba lihat hadits berikut : ‘Abdullah bin Mughoffal pernah mendengar puteranya berdoa, _“Ya Allah, jika aku masuk surga berikanlah kepadaku istana berwarna putih di sebelah kanan surga.”_ ‘Abdullah lalu berkata pada puteranya, _“Wahai anakku jika berdoa mintalah pada Allah surga dan mintalah agar dijauhkan dari neraka. Karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,_ _*“Akan datang pada umat ini orang orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa.”*_ (HR. Abu Daud, no. 96; Ibnu Majah, no. 3864. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) Doa yang terbaik adalah doa yang jawami’ul kalim, yang singkat namun syarat makna seperti doa doa yang dicontohkan dalam Al Qur’an dan yang dicontohkan oleh Nabi

SANGAT BANYAK WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDO'A

Gambar
Betapa banyak momen mustajab terkabulnya do'a setiap hari. *1. Saat sujud.* Minimal ada 34 sujud dalam 17 rakaat sehari. Ada 34 waktu mustajab. Belum lagi ditambah sujud shalat sunnah. Minimal kalau 12 raka'at shalat Sunnah. Ada 24 sujud, jadi 24 waktu mustajab. Total 58 waktu mustajab. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوْافِي الدُّعَاءِ فَقُمَنَّ أَنْ يُسْتَجَابَلَكُمْ _“Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh sungguhlah berdo'a sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”._ (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi Ruku’ wa Sujud 2/48) *2. Antara adzan dan iqamah* Ada 5 waktu mustajab. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : لاَيُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ اْلآذَانِ وَاْلإِقَامَةِ _“Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”._ (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, ba